Selasa, 22 Desember 2009

karies

Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi.Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian. Penyakit ini telah dikenal sejak masa lalu, berbagai bukti telah menunjukkan bahwa penyakit ini telah dikenal sejak zaman Perunggu, zaman Besi, dan masa pertengahan. Peningkatan prevalensi karies banyak dipengaruhi perubahan dari pola makan. Kini, karies gigi telah menjadi penyakit yang tersebar di seluruh dunia.
Ada beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi. Walaupun apa yang terlihat dapat berbedam faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir serupa. Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur namun berkembang menjad lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja dilihat dengan mata telanjang, terkadang diperlukan bantuan radiografi untuk mengamati daerah-daerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh penyakit itu merusak gigi.
Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Asam yang diproduksi tersebut mempengaruhi mineral gigi sehingga menjadi sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami demineralisasi dan remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5, proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi.
Bergantung pada seberapa besarnya tingkat kerusakan gigi, sebuah perawatan dapat dilakukan. Perawatan dapat berupa penyembuahan gigi untuk mengembalukan bentuk, fungsi, dan estetika. Namun belum diketahui cara bagaimana untuk meregenerasi secara besar-besaran pada struktur gigi. Maka, organisasi kesehatan gigi terus menjalankan penyuluhan untuk mencegah kerusakan gigi, misalnya dengan menjaga kesehatan gigi dan makanan.

SEKS BEBAS DI PAPUA

Praktik seks bebas yang marak di kalangan masyarakat Papua ditengarai menjadi penyebab utama semakin meningkatnya kasusu HIV/AIDS di kawasan itu. Wakil Gubernur Papua, Drh. Constan Karma menyatakan hal itu belum lama ini.

Karma menyatakan masyarakat Papua harus menghindari seks bebas. Pasalnya, kini kondisi penyebaran HIV/AIDS di Papua sangat mengkhawatirkan.

Masyarakat provinsi Papua kini tercatat menduduki urutan pertama pengidap virus Hiv/AIDS di Indonesia dengan jumlah penderita sesuai data dari Dinas Kesehehatan Provinsi sebanyak 1.689 orang penderita.

"Untuk tingkat Asia Provinsi Papua dari Indonesia menduduki urutan ketiga dari China dan India, hal ini benar-benar memprihatinkan dan sangat memalukan, sehingga tidak ada alasan lain, masyarakat harus terlibat langsung memberantas virus mematikan itu, "ujar Karma.

Dia mengatakan, data yang dihimpun dinas kesehatan Provinsi tercatat sebanyak 1.689 penderita, diperkirakan masih banyak yang belum terdeteksi secara baik, bahkan jumlahnya akan terus bertambah dan meningkat.

Karma mengingatkan masyarakat agar menghindari hubungan pergaulan bebas. Sampai saat ini obat AIDS belum ditemukan, sehingga siapa yang belum terjangkit virus mematikan ini, sebaiknya hati-hati dalam hidupnya.

"Saya percaya gejala virus tersebut tidak terlihat dengan mata langsung, sehingga orang yang terlihat sehat jangan dipikir sehat, tetapi mungkin sudah terjangkit, sehingga harus jauhi hubungan pergaulan bebas itu. Masyarakat saya minta jangan menganggap remeh virus mematikan ini,karena penyebarannya sangat cepat yakni melalui hubungan seks bebas," katanya.

Ditambahkan, untuk menangkal virus mematikan ini bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab masyarakat, karena virus ini telah merajarela di kalangan masyarakat kota bahkan sudah masuk ke daerah pelosok pedalaman di Papua.

sejarah bedah mulut

Profesi dan spesialisasi Bedah Mulut & Maksilofasial berkembang mulanya dari sebutan yang sederhana yaitu Bedah Mulut (Oral Surgery). Di banyak negara sebutan ini melekat pada dokter gigi praktisi yang mempunyai ketertarikan khusus terhadap bidang yang menyangkut aspek bedah dalam menjalankan profesinya.

Selama perjalanan kurang lebih 100 tahun, para ahli Bedah Mulut kemudian mengembangkan keterampilan dan keahlian tidak hanya menangani kelainan di sekitar mulut dan rahang, tapi juga wajah dan leher. Banyak ahli Bedah Mulut menambah pendidikannya dengan menempuh pendidikan dokter dan atau memperoleh pengalaman yang lebih dalam tentang aspek bedah secara formal. Selama tahun 80-an ekstensi perluasan dan pendalaman spesialis ini direfleksikan dengan perubahan nama menjadi Bedah Mulut dan Maksilofasial (Oral & Maxillofacial Surgery). Maxillo berasal dari bahasa latin yang berarti rahang, facial juga berasal dari bahasa latin yang menunjukan keahlian spesialisasi ini untuk melakukan tindakan bedah di daerah wajah.